Wednesday, January 11, 2017

Bahaya Al-'Ain Menimbulkan Benjolan Di Tubuh

★★ Bahaya Al-'Ain Menimbulkan Benjolan Di Tubuh ★★


Bismillah..Wabillah

Sebenarnya ada banyak kisah yg perlu kita waspadai mengenai pengaruh 'ain terhadap diri manusia...

Dari beberapa kisah yg ada, saya ambil contoh kejadian Senin malam saat saya  silaturahim ke rumah bude di Karanglewas Purwokerto.....

Sepupu saya yg masih berusia 7 tahun terkena penyakit aneh pada kulitnya..
Banyak bercak merah besar pada wajah dan tubuhnya yg kemudian membesar menjadi sebuah benjolan keras dan tak kunjung mengempes/melunak walau sudah diberi obat.

Rencana minggu depan mau dioprasi karena benjolannya yg smakin besar dan sangat mengganggu aktivitas kakak sepupu saya ini...

Di hati saya terdetik bahwa penyakit ini bukanlah penyakit biasa, ini adalah 'ain.. mengingat bahwa "mba Rara" (bgitu saya memanggilnya) adalah anak yg cerdas, hafalannya kuat, dan selalu menang juara 1 lomba da'i kecil dimana-mana.. bahkan terakhir mampu menjuarai lomba yg diikuti oleh anak-anak usia remaja yg jauh di atasnya...

Banyak orang kagum dan memujinya.. ditambah adanya pergeseran warna kulit pada wajahnya yg disebut dalam hadits sebagai SAF'AH ...

عن أم سلمة زوج النبي صلى الله عليه وسلم : " أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لجارية في بيت أم سلمة زوج النبي صلى الله عليه وسلم رأى بوجهها سفعة فقال: بها نظرة فاسترقوا لها" .
متفق عليه 

Dari Ummu Salamah istri Nabi shallallahu'alaihi wa sallam :
"Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda kepada seorang budak prempuan di rumah Ummu Salamah, beliau melihat SAF'AH pada wajahnya, beliau bersabda : "Ada pandangan setan padanya, mintalah ruqyah untuknya !"

📖Muttafaqun 'alaihi

Akhirnya saya mencoba utk meruqyahnya dengan membacakan ayat-ayat berikut :

1.Al-Fatihah sebagai pembuka (tiup ke benjolannya)

2.Al-Baqoroh ayat 1-5; sebagai penjelas bahwa al-Quran ini benar2 tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang yg beriman, hal ini dibacakan sbg penegasan bagi hati kita agar semakin mantap keimanannya dengan kemukjizatan al-Quran dan menjadi "peringatan" kepada seluruh organ tubuh orang yg akan kita obati agar menjadi tunduk dan patuh karena sebentar lagi akan datang kepada mereka kalam Allah Yang Maha Agung...

3.Al-Baqoroh ayat 60 juz 1 ; ayat ini tentang kisah nabi Musa 'alaihissalam saat kaumnya meminta air, maka Allah menyuruhnya utk memukul batu dgn tongkatnya dan batu yg keras itu mengeluarkan air.. ayat ini saya bacakan agar benjolan besar nan keras itu mengeluarkan isinya... 

4.Al-Baqoroh ayat 72-74 : yakni tentang kisah pembunuhan di zaman Nabi Musa 'alaihissalam.. pembunuhnya sengaja menyembunyikan bukti maupun perkaranya.. Namun Allah MENGELUARKAN apa yg mereka sembunyikan... renungi jika Allah berkuasa utk mengeluarkan segala apa yg disembunyikan hambaNya, maka Allah lbh berkuasa utk mengeluarkan inti dari benjolan yg tdk seberapa tsb...
Ayat 74 Allah menggambarkan kondisi hati manusia yg spt batu, saya mengulangi firman Allah "WA INNA MINHA LAMA YASYAQQAQU FAYAKHRUJU MINHUL MAA' (dan diantaranya ada batu yg TERBELAH dan KELUARLAH AIR darinya) dgn berharap agar Allah juga memecahkan benjolan keras tsb dan mengeluarkan segala isinya...

5. Ali-'Imran ayat 5 juz 3, Ibrahim ayat 38 juz 13, Saba' ayat 3 juz 22; yang menegaskan bahwa tak ada sesuatu pun yg TERSEMBUNYI bagi Allah baik yg ada di langit maupun di BUMI.. renungi jika tdk ada sesuatu yg dapat bersembunyi dari Allah, maka sudah barang tentu inti benjolan tsb tdk akan bsa bersembunyi saat dibacakan ayat Allah yg agung... 

6. Saba' ayat 10 juz 22,  renungkan.. jika Allah berkuasa untuk melunakkan besi yg super keras, maka sudah pasti Allah lebih berkuasa utk melunakkan benjolan yg kadar kekerasannya jauh dibawah besi... (tiupkan sambil disertai semburan ringan dan pijat ringan di skitar area benjolan)

7.Al-Hasyr ayat 21 juz 28 : menjadi sebuah isyarat besar bahwa Al-Quran datang dari Allah Yang Maha Agung.. yg jika diturunkan kepada gunung super kokoh bisa hancur bagai debu.. maka bagaimana halnya dengan secuil benjolan yg hanya nebeng eksis di leher seorang anak kecil...?! (Tiupkan disertai adanya semburan ringan dan sambil dipijat disekitaran area benjolan)

8.Al-Mulk ayat 1-4 juz 29 (tiupkan)

9.al-Zalzalah (ulangi ayat "wa akhrojatil ardhu atsqolaha" dan bumi mengeluarkan segala isi yg membaratkannya), al-ikhlash (3x), al-falaq (3x), annaas (3x) (sambil tiup ke arah benjolan tsb)..

Sekali lagi kami tegaskan, bahwa ayat ini TIDAK DDIKHUSUSKAN untuk mengobati penyakit ini dan itu.. 

Jika ada ayat yg maknanya nyambung utk mengobati suatu penyakit dan lebih mengena di hati kita dan saudara kita, maka bacalah tanpa dikhususkan.. sbagaimana prinsip pengobatan qurani yg saya kutip dari penjelasan :
Ibnul Qayyim dalam kitab 📖 Miftaahu DaarisSa'aadah (sudah saya tulis di status sebelumnya)

Setelah diruqyah, benjolan yg mengeras menjadi semakin melunak dan mengecil.. di benjolan tsb juga muncul spt mata bisul berwarna putih pada 3 titik...

Suasana smakin tegang ditambah hawa Purwokerto yg lumayan panas akhir2 ini... smua menanti dengan harap-harap cemas...

Dan akhirnya...... BENJOLAN PECAH dengan kuasa dan rahmat Allah Ta'ala... ALLAAHU AKBARR...!!!!

Tangan saya belepotan nanah dan darah... smua keluarga heboh, tak terkecuali adik saya yg ikut merekam kejadian ini...

Mba Rara dgn tegarnya tdk menangis sedikit pun saat benjolannya pecah...

Walhamdulillaah... 
kepala yg tdinya sulit untuk digerakkan karena adanya benjolan besar di lehernya sudah bisa digerakkan ke kanan dan ke kiri dengan leluasa.... 

Di akhir ruqyah kami bacakan 
doa perlindungan dari pengaruh 'ain :

أعيذك بكلمات الله التمة من كل شيطان و هامة و من كل عين اللامة

_"U'iidzuki bikalimaatillaahit Taamah min kulli syaithanin wa haammah wa min kulli 'ainil laammah"_

"Aku melindungimu dengan kalimat Allah yg sempurna, dari kejahatan setan, hewan berbisa, dan dari kejahatan pandangan mata yg jahat.." 

_(ditiup ke tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh)..._

Catatan:

1.bahwa pengaruh ain lebih berbahaya dari sihir

2.kasus sihir ada expirednya sdangkan 'ain tidak

3.kasus sihir sengaja dimaksudkan utk mencelakakan, sdangkan al-'ain tidak dimaksudkan utk mencelakai bahkan bisa timbul dari ayah/ibunya sendiri

4.Sihir tidak dilakukan kecuali oleh orang JAHAT... sdangkan al-'Ain bisa mlesat dari mata orang yg SHALEH

5.Saking bahayanya al-'Ain sampai2 Rasulullah bersabda :

أكثر من يموت من امتي بعد قضاء الله و قدره بالعين

_*"Kebanyakan yg mati pada ummatku setelah qadha dan qadarnya Allah adalah karena pengaruh pandangan mata jahat"*_
📖HR.Bukhari

_Indikasi Penyakit karena 'ain menurut 'ulama':_

1.Rasa sakit yg berpindah - pindah di badan

2.Sebagian besar penyakit kanker/tumor/benjolan

3.Penyakit asma

4.Lumpuh mendadak

5.Mandul

6.Diabetes

7.Tekanan darah tdk stabil

8.Datang bulan tdk teratur

9.Beberapa penyakit dalam spt usus

10. Beberapa penyakit kejiwaan, spt sempit hati, was2, linglung, dsb

Ciri-ciri seseorang yg sudah terkena 'ain:

*Kepala pusing

*Rasa sakit kepala yg berpindah-pindah

*Warna wajah kekuning-kuningan, kadang kemerah-merahan bercampur hitam

*Banyak keluar keringat

*Sering buang air kecil

*Sering ingin muntah

*Tidak ada nafsu makan

*Kedua tangan dan kaki sering berkeringat disertai kesemutan

*Kesemutan

*Rasa panas / dingin di bbrp bagian tubuh

*Jantung berdebar

*Rasa sakit yg berpindah2 atau nyeri pada bagian.  bawah punggung dan bahu

*Rasa sedih

*Dada sesak

*Berkeringat di malam hari

*Rasa takut yg berlebihan

*Temperamental

*Sering cegukan

*Sering menguap dan Mendesah

*Menyendiri dan suka mengurung diri

*Rasa lemas dan malas

*Rasa ingin tidur terus atau sedikit tidur

*Susah tidur malam

*Badan kurus/susah gemuk

*Ada masalah kesehatan tanpa penyebab yg jelas dan sulit diobati scara medis

*Gatal-gatal pada kulit

*Anak tiba-tiba sering rewel sulit diatur

Sumber diambil dari kitab "Min asbaabi daf'i al-bala' karya syaikh Abdullah bin Muhammad As Sadhan dan "Al Ma'iin Fii 'Ilaaj As Sihr Wal Mass Wal 'Ain karya syaikh Abu 'Azzam Musa

Barakallaahu fiikum

WANITA YANG DISAMBUT PARA MALAIKAT

WANITA YANG DISAMBUT PARA MALAIKAT
*********************************************

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa meneladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.

*Nusaibah Binti Ka’ab rodhiyallohu anha,*
namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Sa'id sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini.... Jangan pulang sebelum menang.”

Sa'id memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara.
Sa'id langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rosululloh melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Sa'id.

Di rumah,,, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Sa'ad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu,,, salam dari Rosululloh,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar,
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, yaa Allooh.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,

“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan bagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

*“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”*

Mata Amar bersinar-sinar. *“Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Alloh.”*

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rosululloh, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rosulalloh, aku Amar bin Sa'id. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rosul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar... Alloh memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Innaa lillaah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Sa'ad adiknya Amar masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Sa'ad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu..! jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Sa'ad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”

Sa'ad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Sa'ad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Alloohu Akbar!..”

Kembali Rosululloh memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya.
“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pulang ke Hadrot Alloh melalui jihad?..”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rosululloh dengan mengendarai kuda yang ada.

Tiba di sana, Rosululloh mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rosululloh pun berkata dengan senyum.

“Nusaibah yang dimuliakan Alloh. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Rosululloh terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”

Nusaibah samar-samar memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “Bagaimana dengan Rosululloh?.. Selamatkah baginda?..”

“Baginda Rosulillah tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”

“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rosululloh?..”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.

Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

*Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.*

Rosul kemudian berkata kepada para sahabatnya,

“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan ruh Nusaibah, wanita yang perkasa.”
============
Subhanallooh..
Alloohu Akbar.

Tanpa pejuang sejati seperti Nusaibah , mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.

Kita tidak berjihad dengan perang, kita hanya dianjurkan berkhidmat kepada Pewaris Rosululloh, 
Belajar lagi, perdalam lagi pengetahuan agama islam kita , agar bisa membela kehormatan agama kita,...mendidik dzuriat kita utk menjaga  kehormatan diri dan agama nya,.. 
Namun masih saja banyak alasan dari diri ini....
Malah sering mengeluh daripada mujahadah.

Mengeluhkan Harta, tahta, cita-cita dan Cinta...  
Lalu...
Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Diinulloh Islam ?

Kisah inspiratif ini seharusnya dapat menggugah ruh jihad kita, agar tidak cengeng...

Semoga kita menjadi suami yang perkasa seperti Sa'id.
Menjadi istri yang gagah & tabah seperti Nusaibah.
Menjadi anak pemberani seperti Amar dan Sa'ad. 
Dengan karomah Para Aulia Allah dan 
Dengan Syafa'at Baginda Rosulillah
 صلى الله عليه وسلم