Make Your Own Redscale Pinhole Camera
Posted on
March 11, 2011
Sebelum bikin kamera, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu REDSCALE.
Menurut Wikipedia, Redscale adalah nama yang diberikan untuk teknik pemotretan dimana film diekspos dari sisi sebaliknya. Atau untuk mempermudahnya, perhatikan ilustrasi berikut:
A. Posisi normal, sisi film yang terekspos adalah ‘bagian dalam’
B. Posisi Redscale, sisi film yang terekspos adalah sisi sebaliknya
B. Posisi Redscale, sisi film yang terekspos adalah sisi sebaliknya
Jika kita bicara lebih detail maka sebuah lapisan film warna terdiri atas 3 layer (lapis) warna. Secara normal, lapisan pertama yang akan terekspos cahaya adalah lapisan biru kemudian berturut-turut hijau dan lapisan akhir adalah warna merah.
Akan tetapi jika kita balik untuk redscale maka lapisan pertama yang terkena cahaya adalah warna merah kemudian hijau dan (sedikit atau bahkan tidak terekspos) biru sehingga foto yang dihasilkan akan cenderung (tone-nya) gradasi merah.
Jika kita menggunakan kamera analog, untuk menggunakan teknik redscale ini kita harus memutar ulang terlebih dahulu film warna yang akan kita pake ke canister (selongsong) film yang masih kosong sehingga posisi putar filmnya akan terbalik. Atau anda juga dapat membelinya langsung (film redscale) ke teman-teman lomografi (tapi harganya tidak murah dan sedikit ‘kurang wajar’ untuk film sekelas itu).
Baiklah, sekarang kita langsung aja belajar membuat kamera pinhole untuk teknik redscale ini. Salah satu keuntungan menggunakan kamera pinhole untuk redscale adalah kita tidak perlu untuk menggulung/memutar film yang akan kita gunakan ke sebuah canister kosong karena dengan desain kamera yang kita buat sendiri tentu saja kita akan lebih mudah menyesuaikan dengan kebutuhan kita.
Spesifikasi kamera :
Spesifikasi kamera :
- Jenis kamera : Kamera Pinhole Redscale (Kamera Lubang Jarum)
- Dimensi : 130 x 60 x 50mm
- Media rekam : Film Negatif warna 135mm
- Jumlah lubang jarum : 1 buah
- Focal length : 40 mm
- F-stop : 116.67
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
- Karton hitam (bisa juga diganti dengan cat hitam)
- Karton tebal 2-3 mm
- Penggaris
- Lem
- Alat tulis
- Canister (selongsong) film bekas/kosong
- Film negative warna 135 mm
- Alat potong (cutter)
- Gunting
- Piring kue (alumunium bolak-balik)
- Jarum
Langkah pertama adalah buatlah pola dasar kamera seperti pada ilustrasi di atas pada kertas/karton tebal. Pola ini akan kita gunakan untuk alas dan bagian atas belakang badan kamera.
Kemudian potong karton sesuai dengan pola yang sudah kita bikin sehingga kita akan mendapatkan 2 (dua) potongan seperti ilustrasi di atas.
Selanjutnya potong kertas yang akan berfungsi sebagai badan (body) kamera dengan ketinggian 5 cm. Kemudian tempelkan potongan tersebut ke bagian alas kamera. Yang perlu diperhatikan pada langkah ini adalah kita juga perlu untuk membuat 2 (dua) potongan kertas/karton yang akan kita tempelkan di bagian belakang sehingga akan terbentuk jalur/rel setinggi 3.6 cm untuk film.
Setelah bagian vertical badan kamera sudah menempel maka kita perlu melapisnya dengan karton hitam atau anda juga dapat menggantinya dengan mengecat hitam seluruh bagian dalam badan kamera.
Langkah berikutnya adalah tempelkan bagian atas badan kamera setelah terlebih dahulu kita melubanginya untuk tempat masuk pemutar film. Jangan lupa juga untuk melapisi bagian dalam tutup badan kamera tersebut dengan karton hitam atau mengecatnya.
Sekarang kita sudah mempunyai bagian belakang badan kamera.
Setelah bagian belakang badan kamera sudah jadi maka langkah berikutnya adalah membuat tutup bagian depan kamera.
Untuk menghindari kebocoran sinar masuk ke bagian dalam kamera dan agar lebih presisi maka potonglah karton seukuran sisi terluar lubang bagian depan badan kamera. Selanjutnya buatlah 2 (dua) garis diagonal yang saling memotong (untuk mencari bagian tengah) kemudian buatlah kotak seukuran 1x1cm dan potong bagian tersebut seperti ilustrasi di atas.
Langkah berikut adalah kita akan membuat apa yang disebut dengan lensa pada kamera pinhole (kamera lubang jarum) dengan menggunakan piring kue yang terbuat dari alumunium bolak-balik. Caranya adalah dengan memotong piring alumunium tersebut dengan ukuran 2 x 2 cm. Piring kue alumunium ini sudah cukup tipis sehingga kita tidak perlu lagi mengampelas untuk menipiskannya. Jika anda tidak berhasil menemukan piring kue tersebut anda juga dapat menggantinya dengan menggunakan kaleng bekas minuman ringan (softdrink). Namun karena kaleng bekas minuman ringan ini cukup tebal maka anda perlu untuk menipiskannya dengan cara mengampelasnya.
Selanjutnya kita akan melubangi alumunium tersebut dengan ujung jarum. Ukuran/diameter lubang jarum kira-kira adalah 0,2 – 0,3 mm. Karena kita membuat kamera dengan manual buatan tangan (handmade) maka ketepatan diameter adalah dengan ilmu kira-kira. Cara memastikan ukuran adalah cobalah untuk menerawang lubang yang telah kita bikin ke arah cahaya. Ukuran yang kita dianggap pas/tepat adalah ketika masih terlihat serat-serat logam pada saat lubang kita terawang ke arah cahaya.
Catatan:
- Semakin besar ukuran lubang berarti nilai F-Stop kamera bertambah kecil (ruang tajam kamera /ketajaman gambar berkurang) akan tetapi waktu ekspose (pemotretan) akan bertambah cepat
- Sebaliknya semakin kecil lubang maka nilai F-Stop akan bertambah besar yang berarti ketajaman gambar bertambah tapi waktu pengambilan gambar juga akan bertambah lama.
Berikutnya kita akan menempelkan ‘lensa’ alumunium ujung jarum tersebut ke bagian tengah penutup depan badan kamera dengan menggunakan lakban hitam. Kemudian lapisi potongan karton tersebut dengan kertas hitam atau anda juga dapat mengecatnya dengan warna hitam doff.
Selanjutnya potong dan tempelkan karton setinggi 3.5cm pada bagian depan tutup kamera sehingga akan membentuk ruang dengan ukuran sisi terluar 4.5 x 6.5 cm. Ruangan ini berfungsi sebagai batas per frame foto untuk sekali jepretnya.
Kemudian potong dan tempelkan karton sekeliling sisi luar tutup badan kamera kita. Pastikan ujung-ujung karton tersebut saling menempel dengan rapi dan tidak bocor untuk menghindari kegagalan foto. Jangan lupa juga untuk melapisi seluruh bagian dalam tutup badan kamera dengan karton hitam atau mengecatnya dengan warna hitam doff.
Pasangkan penutup bagian depan badan kamera tersebut ke bagian belakangnya sehingga sekarang kita sudah mempunyai badan kamera pinhole redscale. Langkah berikutnya adalah membuat shutter. Jenis yang akan kita gunakan adalah sliding shutter. Perhatikan 2 (dua) potongan bagian shutter kamera yang akan kita gunakan tersebut.
Tempelkan kedua potongan sliding shutter ke tutup badan kamera sehingga sekarang kita sudah benar-benar memiliki sebuah kamera pinhole redscale secara utuh. Untuk pemutar film, saya menggunakan barang bekas berupa tutup belakang spidol yang di’coak’ sehingga dapat tepat masuk ke bagian pemutar di canister film.
Setelah kamera sudah jadi maka langakh selanjutnya yaitu bongkar sebuah canister (selongsong) film bekas/kosong dan balikkan as pemutar sehingga canister tersebut akan saling berhadapan dengan film yang akan kita pakai. Fungsi canister ini adalah sebagai wadah penerima untuk menggulung film yang telah kita jepretkan.
Untuk mempermudah, pada canister kosong yang telah kita balik pemutarnya tersebut, pasangkan potongan film bekas yang akan berfungsi sebagai penarik/penyambung dengan film baru yang akan kita pakai. Kemudian sambungkan kedua film tersebut dengan menggunakan isolasi (gunakan isolasi setipis mungkin untuk memperlancar masuk).
Voilaa.. sekarang anda tinggal memasangkan film yang sudah kita sambung tadi ke dalam kamera yang baru kita bikin. Jika anda sudah terbiasa maka pasangkan film ini di dalam changing bag atau di dalam kamar gelap (lumayan ngirit 1 frame hehe) atau jika anda belum terbiasa maka anda juga dapat melakukannya di tempat yang cukup terang.
Pada posisi ilustrasi di atas, film yang masih baru/belum terpakai ada di sebelah kanan dan sebelah kiri adalah canister kosong. Jika anda membuat kamera sesuai dengan ukuran yang ada pada langkah-langkah di atas maka untuk menggulung 1 frame film yang sudah di jepret adalah 1 ¾ putaran atau 630 derajat.
Pada posisi ilustrasi di atas, film yang masih baru/belum terpakai ada di sebelah kanan dan sebelah kiri adalah canister kosong. Jika anda membuat kamera sesuai dengan ukuran yang ada pada langkah-langkah di atas maka untuk menggulung 1 frame film yang sudah di jepret adalah 1 ¾ putaran atau 630 derajat.
Selamat mencoba dan jangan ikut untuk bereksperimen kawan!!
Catatan:
Berdasarkan pengalaman, setiap merek film akan menghasilkan tone warna merah yang berbeda pula.
Berdasarkan pengalaman, setiap merek film akan menghasilkan tone warna merah yang berbeda pula.