Wednesday, October 22, 2014

Kisah 4 Nabi yang Hidup Abadi Kisah 4 Nabi yang Hidup Abadi

Kisah 4 Nabi yang Hidup Abadi Kisah 4 Nabi yang Hidup Abadi 

Manusia diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk yang tdk sempurna, memiliki kekurangan dan beberapa yang memiliki kelebihan. salah satu kekurangan tersebut adalah manusia bisa meninggal.

Akan tetapi tahukah anda, apakah ada manusia yang tidak bisa meninggal? bahkan orang nomor satu di Dunia yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia, Nabi Muhammad SAW masih juga di berikan ketidaksempurnaan yakni meninggal, dia bukan manusia yang abadi yang sampai dengan saat ini masih hidup.

Akan tetapi apakah ada manusia yang sampai dengan saat ini masih hidup? Bahkan ada 3 orang manusia yang sampai dengan saat ini masih hidup? tahukah anda?

Yang pertama, Nabi Idris AS. dahulu kala, Idris menginginkan mengetahui dan menyaksikan sendiri bagaimana prosesi alam kematian, kehidpuan sesudah mati, sampai dengan surga dan neraka yang di ciptakan Allah. Idris memanjatkan doa dan ingin mengetahui agar prosesi alam sesudah mati diperlihatkan kepadanya. Allah mengabulkan doa tersebut, Idris di bawa ke alam barzah, alam kubur, di bawa “jalan jalan” ke neraka dan hingga yang terakhir di bawa ke surga. Di dalam surga, Idris sangat menikmati akan keindahan surga beserta kenikmatan yang ada di dalamnya. hingga sampailah waktu Idris untuk kembali malaikat mengajak Idris untuk kembali ke Bumi, tetapi Idris menolaknya karena sulit untuk meninggalkan kenikmatan dan keindahan Surga, sekali lagi Allah menerima permintaannya. dan hingga saat ini, kematian Idris masih diperdebatkan, tetapi yang jelas, kematiannya masih di tangguhkan dan sampai saat ini dia berada di dalam surga.

Yang kedua adalah Nabi Isa AS. seperti kita ketahui, terdapat banyak perselisihan pendapat mengenai hal ini, menurut hemat saya. ketika Isa di kejar-kejar dan akan dibunuh, Isa melarikan diri dan bersembunyi. Oleh Allah, Isa di angkat ke langit ke tujuh dan dipersiapkan untuk turun lagi ke Bumi untuk membantu Imam Mahdi sang penegak keadilan. Sampai dengan saat ini, Isa masih hidup abadi di langit ke tujuh.

Yang ketiga adalah Nabi Khidir, ini adalah salah satu nabi yang pernah minum air abadi. sehingga Khidir memiliki keabadian hingga saat ini. Khidir adalah sosok yang misterius, bagaimana dalam alquran diceritakan bersama Nabi Musa AS. Dan beberapa cerita menarik lainnya. akan tetapi yang jelas, Khidir sampai saat ini masih ada di Dunia ini, berjalan dan berlalu lalang sebagai manusia biasa.

1. Nabis Khidir A.s 

Bahwa Nabi Khidir itu berumur panjang dan masih hidup sampai sekarang masih diyakini sebagian besar kaum muslimin pada umumnya, khususnya umat muslimin Islam tradisional di Indonesia. Kisah-kisah tentang Nabi Khidir terus menarik perhatian semua orang karena keunikannya.

Berikut ini di tuturkan kisah asal mula Nabi Khidir bisa berumur panjang, walau semua itu tidak lepas dari kehendak Allah SWt. Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-tsa labi dari imam Ali, yang bermula dari Raja Iskandar Zulkarnain yang disebut The Great Alexander (Iskandar yang agung). Sebutan The Great Alexander kepada Raja Iskandar Zulkarnain karena beliau adalah seorang kaisar yang mampu menaklukkan dunia barat dan timur. Beliau disegani dan ditakuti orang di seluruh dunia pada zamannya. Walau demikian, posisi ini tidak menjadikan beliau sombong, beliau adalah salah seorang raja yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Suatu ketika raja Iskandar Zulkarnain pada tahun 322 SM berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi (istilah ke tepi bumi ini disebut orang sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492 pada saat itu anggapan orang bumi itu tidak bulat). Allah mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rafa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Zulkarnain.mediametafisika.com Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang dan raja Iskandar Zulkarnain berkata kepada malaikat Rafa’il: “wahai malaikat Rafa’il ceritakanlah kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit.” Malaikat Rafa’il berkata: ”Ibadah para malaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya. Ada yang sujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya.” Mendengar keterangan ini Raja termenung. Dalam benaknya timbul keinginan bisa melakukan hal yang sama seperti malaikat. Niatnya hanya satu agar dapat beribadah kepada Allah. Lalu malaikat Rafa’il berkata: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air di bumi, namanya Ainul hayat yang artinya sumber air hidup, maka barang siapa yang meminumnya seteguk,maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia memohon kepada Allah agar supaya dimatikan.” Kemudian raja bertanya kepada malikat Rafa’il:” apakah kau tahu dimana tempat ainul hayat itu.” Malaikat rafa’il menjawab: “ Bahwa sesungguhnya Ainul hayat itu berada di bumi yang gelap".

Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rafa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan alim ulama pada zaman itu. Raja bertanya kepada mereka tentang Ainul hayat itu tetapi mereka menjawab: kita tidak tahu kabarnya, namun ada seorang yang alim di antara mereka menjawab :” sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap.” Dimanakah tempat bumi yang gelap itu? Tanya raja. Dan dijawab, yaitu di tempat keluarnya matahari. Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya: “ kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap? Dan sahabat menjawab, yaitu kuda betina yang perawan. Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang masih perawan, lalu raja memilih di antara tentaranya yang sebanyak 6000 orang dipilih yang cendekiawan dan yang ahli mencambuk. Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya. Setelah menempuh perjalanan jauh maka mereka jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat. Kemudian mereka tidak berhenti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai di tepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam.

Kemudian seorang yang sangat cendekiawan mencegah raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya berkata kepada raja. "Wahai raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini karena tempat ini gelap dan berbahaya". Raja berkata : "Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak" Kemudian raja hendak masuk, maka mereka semua membiarkannya siapakah yang berani membantah perintah maharaja yang disegani dunia barat dan dunia timur. Kemudian raja berkata kepada pasukannya : "Diamlah, kalian di tempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa 12 tahun itu maka kita pulang bersama, jika aku tidak datang selama 12 tahun maka pulanglah kembali ke negeri kalian. Kemudian raja berkata kepada Malaikat Rifail : "Apabila kita melewati tempat yang gelap ini apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita?". "Tidak bisa kelihatan", jawab Malaikat Rifail: "Akan tetapi aku memberimu sebuah mutiara, jika mutiara itu ke atas bumi maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras dengan demikian maka teman-teman kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian". Kemudian Raja Zulkarnain masuk ke tempat tersebut dengan didampingi oleh Nabi Khidir. Disaat mereka jalan Allah memberikan wahyu kepada Nabi khidir As, "Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat itu Aku khususkan untuk kamu". Setelah Nabi Khidir menerima wahyu tersebut kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian" Lalu beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu.

Kemudian Nabi Khidir turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke "Ainul Hayat"( sumber air hidup )tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air hidup tersebut maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis dibanding madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain sedangkan raja tidak pernah tahu apa yang terjadi pada Nabi Khidir As yaitu pada saat Nabi Khidir melihat Ainul Hayat dan mandi. Raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdenganr oleh Raja suara gemericik di bawah kaki kuda. Kenudian Raja berkata kepada Malaikat Rafail "Suara apakah yang gemerincing di bawah kaki kuda tersebut?", Malaikat Rafail menjawab : "Gemericik adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya niscaya ia akan menyesal juga". Suara gemericik itu membuat orang jadi penasaran namun semua orang ragu-ragu dalam menentukan sikapnya, mengambil benda itu atau tidak?. Kemudian diantara pasukan ada yang mengambilnya namun hanya sedikit setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu ternyata bahwa benda tersebut adalah permata yakut berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau; maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, apalagi para pasukan yang tidak mengambilnya pasti lebih menyesal lagi kenapa mereka begitu bodoh tidak mengambil permata yang mahal harganya itu. Demikianlah kisah asal mula Nabi Khidir berumur panjang. Bukti bahwa Nabi Khidir berumur panjang adalah dari adanya kisah-kisah yang menyebutkan bahwa beliau sudah ada sejak zaman Nabi Musa As, lalu beliau juga pernah bertemu dengan Rosullullah SAW dan bahkan pernah berguru Ilmu Fiqih kepada Imam Anu Hanifah.

2. Nabi Isa A.s 
 
A. Ada sebuah wahyu yang menyatakan, “Dan tidaklah kami jadikan seorang manusia pun sebelummu abadi,” (Al Anbiya’:34). Masih hidupnya Nabi Isa `alayhissalam dan turunnya beliau diakhir zaman tidaklah bertentangan dengan ayat yg ukhtiy sebutkan itu. Karena beliau `alayhissalam tidak hidup abadi, tapi hanya ajalnya ditunda sampai akhir zaman. Saat beliau turun diakhir zaman nanti maka beliau tidak akan hidup abadi, beliau tetap akan mati seperti manusia lainnya menyelesaikan tugasnya meluruskan penyimpangan golongan Ahli Kitab dan membunuh Dajjal. Jadi, Nabi Isa tidak lah hidup abadi, tapi hanya ditunda kematiannya sampai akhir zaman.

Dan ada sebuah hadist, "Tidak ada satu jiwa pun yang bernafas pada hari ini yang datang dari zaman seratus tahun sebelumnya, sedangkan dia saat sekarang ini masih hidup", (Hadist Riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Jabir). Ustadz Abdul Hakim pernah menjelaskan hadits ini tentang kaitannya dengan Nabi Isa yang masih hidup. Ustadz Abdul Hakim menjelaskan bahwa Rasulullah shalallahu`alayhi wasallam menyatakan bahwa tidak akan hidup di muka bumi ini seratus tahun dari saat itu (saat ketika Rasulullah mengucapkan kalimat ini) orang yang hidup pada hari itu. Artinya, siapa saja yg hidup dimuka bumi pada saat itu tidak akan hidup pada saat seratus tahun setelah hari itu. Sedangkan Nabi Isa tidak terkena hadits tersebut karena Nabi Isa tidak hidup dimuka bumi, tapi Allah mengangkatnya ke langit ditempat yang hanya Allah yang tahu. Lalu, bagaimana dengan Nabi Isa? Selama ini saya masih mencari jawaban tentang kebenaran akan turunnya Nabi Isa ke bumi di Menara Puith di Damaskus dan akan membunuh Dajjal. Apalagi juga tentang kedatangan Imam Mahdi yang akan membunuh babi, dan menghapuskan pajak. Walaupun sudah banyak artikel yang saya baca tentang turunnya Nabi Isa, tapi entah kenapa saya masih belum puas atas penjelasan yang dijabarkan dalam artikel-artikel tersebut.

Walaupun banyak menukil dalil2 wahyu yang shahih. Tapi tak ada satu keterangan pun yang menyatakan bahwa Nabi Isa masih hidup. Coba ukhtiy renungkan ayat berikut ini: "Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya(Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka". [An Nisaa':158-159] Perhatikan ayat tersebut, Allah menyatakan bahwa Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepada”nya” sebelum kematian”nya”. Bukankah yang dimaksud diayat itu adalah kematian Nabi Isa? Jika yang dimaksud bukan kematian Nabi Isa maka kematian siapakah yang dimaksud ayat tersebut?. Jika saat ini Nabi Isa telah mati, maka ayat tersebut tidak akan terbukti kebenarannya karena kenyataannya Ahli Kitab pada saat ini tidak beriman kepadanya(Nabi Isa) dengan keimanan yang sebenarnya, bahkan kaum yahudi sama sekali tidak beriman kepadanya!. Yang ada hanyalah bahwa roh nabi Isa diangkat ke langit. Dan akan turun ke bumi pada hari kiamat nanti. Kalau hanya rohnya yang diangkat dan diturunkan pada hari kiamat, maka apa bedanya dengan manusia yang lainnya? bukankah setiap manusia akan diangkat rohnya pada saat mati? Jika ukhtiy memahaminya demikian (diangkat rohnya saja tanpa jasad), maka saat Nabi Isa diturunkan pada akhir zaman nanti ketika membunuh Dajjal lalu Nabi Isa berwujud apa? roh nya saja atau berjasad?. Mengingat bahwa itu termasuk Prinsip Kaidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka saya ingin sekali mengimaninya karena saya tidak mau dibilang ahlu bid’ah. Betul, landasan aqidah tentang hal ini sangat jelas berdasarkan Al Qur’an dan Hadits-hadits yang shahih bahkan mutawwatir.

B. Apakah tidak mengapa jika saya tidak mengimani akan datangnya Nabi Isa, karena hal tersebut bukanlah termasuk dalam rukun iman?mediametafisika Ya ukhtiy, bukankah beriman kepada Rasul-rasul Allah merupakan termasuk rukun Iman? bagaimanakah beriman kepada Rasul-rasul Allah? bukankah membenarkan berita-berita tentang para Rasul Allah termasuk bagian dari Iman kepada Rasul-rasulAllah? Bukankah berita tentang masih hidupnya Nabi Isa `Alayhissalam dan diangkatnya beliau ke langit oleh Allah dan turunnya beliau diakhir zaman telah di kabarkan oleh Rasulullah Muhammad shalallahu`alayhi wasallam? Maka membenarkan kabar tentang Nabi Isa merupakan bagian dari Rukun Iman juga?. Apakah dengan demikian saya adalah termasuk kaum munafiqun, mengimani sebagian tetapi mengingkari sebagian yang lain? Sesungguhnya saya berhindar diri dari hal-hal yang demikian. Mohon lengangkan waktu untuk menjawab pertanyaan ini, dan hanya kepada Allah lah saya mengharap pahala kebaikan.

3. Nabi Idris AS 

Dahulu kala, Idris menginginkan mengetahui dan menyaksikan sendiri bagaimana prosesi alam kematian, kehidupan sesudah mati, sampai dengan surga dan neraka yang di ciptakan Allah. Idris memanjatkan doa dan ingin mengetahui agar prosesi alam sesudah mati diperlihatkan kepadanya.mediametafisika Allah mengabulkan doa tersebut, Idris di bawa ke alam barzah, alam kubur, di bawa "jalan-jalan” ke neraka dan hingga yang terakhir di bawa ke surga. Di dalam surga, Idris sangat menikmati akan keindahan surga beserta kenikmatan yang ada di dalamnya. hingga sampailah waktu Idris untuk kembali malaikat mengajak Idris untuk kembali ke Bumi, tetapi Idris menolaknya karena sulit untuk meninggalkan kenikmatan dan keindahan Surga, sekali lagi Allah menerima permintaannya. Dan hingga saat ini, kematian Idris masih diperdebatkan, tetapi yang jelas, kematiannya masih di tangguhkan dan sampai saat ini dia berada di dalam surga. Diriwayatkan Nabi Idris as. telah naik ke langit pada hari Isnin. Peristiwa naiknya Nabi Idris as. ke langit ini, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran. Firman Allah SWT bermaksud: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah, Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57).

Nama Nabi Idris AS. yang sebenarnya adalah ‘Akhnukh’. Sebab beliau dinamakan Idris, karena beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT. Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau. Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris AS.mediametafisika Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk. Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut. Kemudian baginda beribadah sepanjang malam.

Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya. Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbit matahari. Nabi Idris merasa heran melihat sikap Malaikat itu. Kemudian beliau berkata: “Wahai tuan, maukah tuan berjalan-jalan bersama saya untuk melihat keindahan alam sekitar? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris.” Maka berjalanlah keduanya melihat alam sekitar dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.: “Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mau memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mau memakan yang haram?” Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahwa mereka telah berjalan selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeda dengan sifat-sifat manusia biasa.

Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.mediametafisika Kemudian beliau bertanya: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya? "Saya adalah Malaikat Maut.” “Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?” “Benar ya Idris.” “Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk?” “Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.” “Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?” “Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu." "Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, yaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.” Malaikat Maut pun menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah.” Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu. Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan iba dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali. Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan kesakitan maut itu?" "Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya". “Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan.” “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, yaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu.” “Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.” Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka.

Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara, timah yang mendidih, tempat-tempat yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain. Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as. berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, yaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya kepada Allah SWT.mediametafisika "Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari Allah SWT.” Jawab Malaikat Maut. Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam Syurga. Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu tersebut. Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, hal-hal yang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.mediametafisikamediametafisika Kemudian Nabi Idris berkata: “Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka maukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?” Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah.

Kemudian Allah memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan alas kakinnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan alas kakiku di dalam Syurga. Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya: “Ya Idris, keluarlah!. Tidak, wahai Malaikat Maut, karena Allah SWT telah berfirman: “Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Ali-Imran: 185) Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman: “Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu.” (Maryam: 71) Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi: “… Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga).” (Al-Hijr: 48) Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: “Biarkanlah dia, karena Aku telah menetapkan di azali, bahwa ia akan bertempat tinggal di Syurga.” Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)

4. Nabi Ilyas A.s

Ketika sedang beristirahat datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas AS. Malaikat itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas menjadi sedih dan menangis. “Mengapa engkau bersedih?” tanya malaikat maut. “Tidak tahulah.” Jawab Ilyas. “Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut?” tanya malaikat. “Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali karena aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berzikir memuji Allah,” jawab Ilyas. Saat itu Allah lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hidup semata-mata karena ingin berzikir kepada Allah. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya. “Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti.” Kata Allah SWT.

Source: http://www.mediametafisika.com/2013/12/kisah-4-nabi-yang-hidup-abadi.html
Disalin dari WWW.MEDIAMETAFISIKA.COM | kontent ini memiliki hak cipta.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.