SYEIKH al-‘Arif Billah Abdul Malik bin Ilyas Purwokerto (Mbah Malik)
adalah orang yang sangat alim dan hafidz (hafal al-Quran).
Dulu pernah terjadi, sebelum shalat Dzuhur beliau terbiasa melakukan
sholat sunnah Qabliyah, dan setelahnya dilanjutkan membaca sholawat
bersama jama'ahnya dari jam 12 siang sampai jam 13:30 WIB.
“Shollalloohu ‘ala Muhammad...” tepat pukul 13:30, Iqomat pun berkumandang
tanpa komando karena sudah menjadi adat kebiasaannya.
Meski sudah dikomati, Mbah Malik masih tetap duduk terdiam, tidak bangun dan
hanya tasbihnya saja yang masih jalan. Ditunggu lama Mbah Malik tak kunjung
bangun hingga waktu Dzuhur hampir habis. Akhirnya sholat pun terpaksa
dikerjakan berjama'ah dipimpin Kyai Isa, adik Ipar Mbah Malik.
Sampai malam hari Mbah Malik belum juga bangun, padahal kondisinya normal
tidak ada gejala apapun yang mencurigakan. Sampai 3 hari, seminggu, sebulan,
hingga bertahun-tahun lamanya tidak ada yang berani membangungkan.
Tidak ada perubahan sedikit pun yang mencurigakan kecuali setiap hari
wajah Mbah Malik semakin yatala'la (mencorong bersinar) nurnya.
adalah orang yang sangat alim dan hafidz (hafal al-Quran).
Dulu pernah terjadi, sebelum shalat Dzuhur beliau terbiasa melakukan
sholat sunnah Qabliyah, dan setelahnya dilanjutkan membaca sholawat
bersama jama'ahnya dari jam 12 siang sampai jam 13:30 WIB.
“Shollalloohu ‘ala Muhammad...” tepat pukul 13:30, Iqomat pun berkumandang
tanpa komando karena sudah menjadi adat kebiasaannya.
Meski sudah dikomati, Mbah Malik masih tetap duduk terdiam, tidak bangun dan
hanya tasbihnya saja yang masih jalan. Ditunggu lama Mbah Malik tak kunjung
bangun hingga waktu Dzuhur hampir habis. Akhirnya sholat pun terpaksa
dikerjakan berjama'ah dipimpin Kyai Isa, adik Ipar Mbah Malik.
Sampai malam hari Mbah Malik belum juga bangun, padahal kondisinya normal
tidak ada gejala apapun yang mencurigakan. Sampai 3 hari, seminggu, sebulan,
hingga bertahun-tahun lamanya tidak ada yang berani membangungkan.
Tidak ada perubahan sedikit pun yang mencurigakan kecuali setiap hari
wajah Mbah Malik semakin yatala'la (mencorong bersinar) nurnya.
Setelah tiga tahun berlalu, Mbah Malik tiba-tiba bangun persis pada jam 13:30 WIB.
“Qomat... Qomat...” pinta beliau. Lalu semuanya berdiri untuk sholat berjama'ah
dan Mbah Malik sebagai imamnya.
Herannya, sholat beliau berlangsung dengan normal seperti biasanya,
tanpa lemah ataupun limbung, padahal “la yasyrob wala ya’kul”
(tidak makan dan tidak minum) selama tiga tahun. Itulah maqom fana’
yang pernah dialami Mbah Malik.
Selesai sholat, Mbah Malik bertanya, “Lha si anu mana? Si itu ke mana,....?”
“Mereka sudah meninggal, Kyai,” jawab para santri.
“Lha tadi masih bareng sholawatan kok,” ucap Mbah Malik kaget sebelum
mengetahui sudah tiga tahun dirinya baru terbangun dari duduk dzikir.
Wallohu'alam,,,
Salam Kholiliyyah,...🌹
_Sumber: habibluthfi.net_
2018-1439
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.