Permainan Kelereng
Kelereng dengan berbagai sinonim gundu (Btw), keneker (Jv), kaléci (Sd), guli (Ms) adalah bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng kadang-kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.
Mesir kuno
Tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa.[1]
Romawi
Pada masa Romawi, permainan kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.
Abad 12
Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil, di Belanda di sebut dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.
Masa modern
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.
Kelereng berasal dari peradaban Harappa di Pakistan dekat sungai Indus. Berbagai kelereng batu yang ditemukan pada penggalian di dekat Mohenjo-daro. Kelereng juga sering disebutkan dalam literatur Romawi, dan ada banyak contoh kelereng dari Mesir kuno. Mereka umumnya terbuat dari tanah liat, batu atau kaca dan sering disebut sebagai "Lorong Kaca".
Marble scissor |
Kelereng keramik memasuki produksi massal murah pada 1870-an. Sebuah pabrik glassblower Jerman menemukan marbelschere (marbble scissors) pada tahun 1846, sebuah perangkat untuk membuat kelereng. Mainan kelereng yang pertama diproduksi secara massal (tanah liat) yang dibuat di AS dibuat di Akron, Ohio oleh SC Dyke, di awal 1890-an. Beberapa AS diproduksi kelereng kaca pertama juga dilakukan di Akron, oleh James Harvey Leighton. Pada tahun 1903, Martin Frederick Christensen-juga dari Akron, Ohio-membuat mesin kelereng kaca pertama, mesin buatannya dipatenkan. Perusahaan M.F. Christensen & Son Co, memproduksi jutaan mainan dan kelereng kaca industri sampai mereka menghentikan operasinya pada tahun 1917. Perusahaan AS berikutnya yang memproduksi kelereng gelas adalah Akro Agate. Perusahaan ini dimulai oleh Akronites pada tahun 1911, tetapi terletak di Clarksburg, Virginia Barat. Saat ini, hanya ada dua orang Amerika yang berbasis produsen kelereng mainan: Jabo Vitro di Reno di Ohio, dan Marble king, di Paden City, Virginia Barat.
TENTANG KELERENG
Kelereng koleksi |
Kelereng adalah mainan bola kecil biasanya terbuat dari kaca, tanah liat, baja, atau batu akik. Bola ini berbeda dalam ukuran. kebanyakan ukuran sekitar diameter sekitar 1,25 cm di diameter, tetapi mungkin berkisar kurang dari 6,35 mm hingga lebih dari 77.5mm, sementara beberapa seniman kelereng kaca berukuran 30cm untuk tujuan diperlihatkan. Kelereng dapat digunakan untuk berbagai permainan yang disebut kelereng. Mereka sering dikumpulkan atau dikoleksi, baik untuk kenangan dan atau karena warna-warni nya.
BAHAN BAKU
Pasir |
Mayoritas kelereng yang diproduksi saat ini terbuat dari bahan kaca khusus yang berisi pasir dan silika, selain kalsium hidroksida dan natrium. Kombinasi ini memungkinkan kelereng terlihat jelas seperti kaca normal, lebih kuat dan lebih tahan terhadap kerusakan. Pigmentasi juga ditambahkan untuk menghasilkankelereng kaca dengan dekorasi warna-warni di dalamnya.
Kelereng kaca juga dapat diproduksi dengan menggunakan kaca daur ulang - cullet atau scrap glass (Sampah kaca/beling).. kaca daur ulang ini dapat dilebur dan digunakan kembali. Terlepas dari apakah terbuat dari material yang baru atau hasil daur ulang, secara umum proses pembuatannya sama.
Soda Lime |
PROSES PEMBUATAN
1. Pelelehan
Pasir, kapur soda, dan cullet dimasukkan ke dalam sebuah tank besar dan dipanaskan hingga mencapai suhu 1260 derajat celcius atau 2300 derajat fahrenheit. ini bisa memakan waktu selama 28 jam
2. Proses Injeksi
Kemudian lelehan tadi dikeluarkan dan dipindahkan ke sebuah tank yang di dalamnya terdapat lubang untuk menyuntikkan lelehan ini. Warna kelereng tergantung pada bahan yang digunakan. Kelereng hijau dari besi oksida, kelereng biru dari kobalt, dan kelereng ungu berasal dari mangan. Kecepatan dan kekuatan dalam proses injeksi akan sangat menentukan bentuk akhir dari kelereng.
3. Pendinginan & Pemotongan
Pada proses ini, lelehan tadi dikeluarkan dalam bentuk gumpalan kaca. Gumpalan itu 'berjalan' di bawah sebuah lempengan metal yang akan memotongnya menjadi bagian yang sama. Selanjutnya, potongan-potongan ini akan disortir dengan menggunakan tangan.
Kecepatan dan kekuatan injeksi menentukan desain akhir dari kelereng.
GUNDU KUSIR, PERMAINAN
Permainan anak-anak khas Betawi yang dikenal di daerah Marunda, Jakarta Utara. Permainan ini hanya dimainkan oleh anak laki-laki yang berusia sekitar 7-12 tahun dan dimainkan di tempat terbuka. Jumlah pemain minimal dua orang. Permainan ini berasal dari unsur dua kata, yakni gundu dan kusir. Gundu berarti "kelereng atau keneker", yakni suatu benda berbentuk bulat terbuat dari kaca atau porselin. Adapun kusir berasal dari kata ngrusir artinya "menyuruh pergi jauh-jauh dengan berbagai cara, apabila dalam permainan ini dengan cara menyentil atau menjentik gundu lawan jauh-jauh". Jenis permainan gundu kusir sudah ada sejak masa penjajahan Belanda, kemudian sejak tahun 1950-an permainan ini mulai menghilang.
Para pemain melemparkan gundu sebagai gacoan mereka secara bergilir, gundu yang lebih dekat dengan lubang yang tersedia harus mengusir gundu lawannya. Bagi lawan yang gundunya sudah terusir jauh, untuk memasukkan gundunya ke dalam lubang harus menyerok gundunya itu dengan menggunakan jari telunjuk. Ia berikan kesempatan menyerok gundunya sebanyak 3 kali, dan apabila dalam 3 kali serok ia tidak dapat juga memasukkan gundunya ke dalam lubang, maka pemain berikutnya diperbolehkan mengusir gundunya jauh-jauh. Jika ia mengalami 5 kali diusir oleh lawan, maka ia dinyatakan kalah.
Tekhnik Menembak/Menyentil
Kelereng adalah salah satu mainan anak-anak yang paling populer khususnya bagi anak laki-laki. Kelereng di beberapa daerah disebut juga dengan nama gundu, neker, gotri, atau guli. Kelereng adalah mainan yang murah sehingga dapat dimainkan oleh berbagai kalangan. Ada beberapa jenis permainan kelereng. Pada umumnya bermain kelereng hanya membutuhkan keterampilan membidik dan menembak kelereng target. Berikut beberapa variasi cara menembak dalam permainan kelereng.
1. Teknik Sentilan Jempol (Teknik Satu Tangan)
Teknik ini menggunakan satu tangan untuk menembak. Teknik ini dilakukan dengan membuka jari telunjuk dan jari tengah membentuk cekungan untuk menampung kelereng, sedangkan jari jempol berperan sebagai pelontar. Kelemahan teknik ini kurang akurat dan tidak bisa menembak dengan kuat. Teknik ini adalah teknik menembak kelereng yang paling tidak populer di Indonesia. Teknik ini hanya dikenal di beberapa daerah tertentu. Di banyak daerah, teknik ini tidak dikenal.
Teknik ini menggunakan satu tangan untuk menembak. Teknik ini dilakukan dengan membuka jari telunjuk dan jari tengah membentuk cekungan untuk menampung kelereng, sedangkan jari jempol berperan sebagai pelontar. Kelemahan teknik ini kurang akurat dan tidak bisa menembak dengan kuat. Teknik ini adalah teknik menembak kelereng yang paling tidak populer di Indonesia. Teknik ini hanya dikenal di beberapa daerah tertentu. Di banyak daerah, teknik ini tidak dikenal.
2. Teknik Sentilan Pegang
Dalam teknik menembak ini, kelereng dipegang dengan tangan kiri menggunakan jari jempol dan telunjuk, sedangkan jari telunjuk atau jari tengah tangan kanan sebagai pelontar (berlaku sebaliknya untuk orang kidal). Teknik ini biasanya dipakai orang yang baru belajar menembak karena teknik ini paling mudah dipelajari. Posisi kelereng yang dipegang akan menghindari kelereng terjatuh saat sebelum dilontarkan (kasus yang biasanya dialami orang yang baru belajar menembak). Kelemahan teknik ini adalah kurang akurat.
Dalam teknik menembak ini, kelereng dipegang dengan tangan kiri menggunakan jari jempol dan telunjuk, sedangkan jari telunjuk atau jari tengah tangan kanan sebagai pelontar (berlaku sebaliknya untuk orang kidal). Teknik ini biasanya dipakai orang yang baru belajar menembak karena teknik ini paling mudah dipelajari. Posisi kelereng yang dipegang akan menghindari kelereng terjatuh saat sebelum dilontarkan (kasus yang biasanya dialami orang yang baru belajar menembak). Kelemahan teknik ini adalah kurang akurat.
3. Teknik Lontaran Telunjuk
Dalam teknik ini, kelereng dipegang dengan jari jempol dan telunjuk kiri. Telunjuk kanan diacungkan menghadap ke depan menempel pada kelereng dan berperan sebagai pelontar. Ini adalah satu-satu teknik menembak menggunakan telapak jari, bukan menggunakan punggung jari. Keunggulan teknik ini adalah dapat menembak dengan kuat, namun akurasinya kurang karena kelereng harus dipegang sangat kuat sebelum ditembakkan. Teknik ini biasa digunakan untuk menembak dengan sangat kuat (misalnya untuk membubarkan tumpukan kelereng) atau menembak sejauh-jauhnya. Variasi lain dari teknik ini adalah dengan memposisikan jari pelontar secara horizontal.
Dalam teknik ini, kelereng dipegang dengan jari jempol dan telunjuk kiri. Telunjuk kanan diacungkan menghadap ke depan menempel pada kelereng dan berperan sebagai pelontar. Ini adalah satu-satu teknik menembak menggunakan telapak jari, bukan menggunakan punggung jari. Keunggulan teknik ini adalah dapat menembak dengan kuat, namun akurasinya kurang karena kelereng harus dipegang sangat kuat sebelum ditembakkan. Teknik ini biasa digunakan untuk menembak dengan sangat kuat (misalnya untuk membubarkan tumpukan kelereng) atau menembak sejauh-jauhnya. Variasi lain dari teknik ini adalah dengan memposisikan jari pelontar secara horizontal.
4. Teknik Sentilan Tahan
Dalam teknik ini, satu jari kiri berperan sebagai penahan kelereng dan dua jari kanan berperan sebagai panah. Dua jari kanan berperan sebagai panah yaitu jari jempol sebagai pengunci dan jari telunjuk (atau jari tengah) sebagai pelontar. Jari pelontar harus tertekan dengan sangat kuat oleh jari pengunci agar lontaran bertenaga maksimal. Ada beberapa variasi penggunaan jari dalam teknik ini. Jari kiri sebagai penahan kelereng dapat berupa jari telunjuk, atau jari tengah. Sedangkan jari kanan yang digunakan sebagai jari pelontar bisa berupa jari telunjuk atau jari tengah. Teknik ini dianggap paling sempurna dan paling banyak digunakan. Kelebihan teknik ini adalah lebih mudah dalam mengarahkan tembakan dan mengatur kekuatan tembakan.
Dalam teknik ini, satu jari kiri berperan sebagai penahan kelereng dan dua jari kanan berperan sebagai panah. Dua jari kanan berperan sebagai panah yaitu jari jempol sebagai pengunci dan jari telunjuk (atau jari tengah) sebagai pelontar. Jari pelontar harus tertekan dengan sangat kuat oleh jari pengunci agar lontaran bertenaga maksimal. Ada beberapa variasi penggunaan jari dalam teknik ini. Jari kiri sebagai penahan kelereng dapat berupa jari telunjuk, atau jari tengah. Sedangkan jari kanan yang digunakan sebagai jari pelontar bisa berupa jari telunjuk atau jari tengah. Teknik ini dianggap paling sempurna dan paling banyak digunakan. Kelebihan teknik ini adalah lebih mudah dalam mengarahkan tembakan dan mengatur kekuatan tembakan.
Tembakan Lengser dan Tembakan Timpa
Tembakan lengser adalah tembakan dimana kelereng penembak menghantam kelereng target dalam keadaan bergulir menyusur tanah. Tembakan timpa adalah tembakan dimana kelereng penembak menghantam kelereng target tanpa bergulir menyusur tanah (langsung dari udara). Tembakan timpa biasanya dilakukan untuk mendapatkan efek pantulan dengan arah tertentu atau untuk mengatasi hambatan (misal lubang, batu, permukaan tidak rata) yang menyebabkan tembakan lengser tidak dapat dilakukan secara efektif.
6 Jenis Kelereng yang Ada di Indonesia ini!
Tak hanya main bola, ada begitu banyak permainan tradisional yang sukses membuat masa kecil sangat membahagiakan. Mulai dari gobak sodor, sampai yang paling diingat adalah kelereng. Nah, bermain kelereng sendiri juga tak hanya tentang seberapa banyak kita mengoleksinya, tapi bisa juga dikemas dalam berbagai macam bentuk permainan. Misalnya kotakan hingga satu lawan satu.
Membicarakan kelereng, apakah kamu yang masih menyimpan bola kaca berwarna ini? Mungkin sebagian masih memilikinya di rumah, entah dibikin hiasan atau disimpan begitu saja. Nah, tahu kah kamu kalau ternyata kelereng ini tak hanya punya satu jenis saja? Benar sekali, ternyata ada cukup banyak jenis kelereng yang masing-masing punya keunikannya sendiri. Berikut Boombastis ajak kamu bernostalgia dengan kembali mengenal jenis-jenis kelereng yang ada di Indonesia.
1. Kelereng Biasa
Namanya juga biasa, sehingga tak ada yang benar-benar spesial dari kelereng satu ini. Kelereng biasa ini umumnya bening dan di dalamnya terdapat semacam bentuk lengkung yang abstrak. Bentuk lengkungan itu sendiri biasanya dibentuk dari kombinasi dua hingga tiga warna. Paling umum sih merah, kuning, hijau, dan biru. Hitam juga ada sih, namun jarang sekali ditemukan. Jika ada biasanya dijadikan “gaco” atau kelereng yang kita pilih sebagai jagoan.
2. Kelereng Susu
Alih-alih bening, kelereng ini berwarna putih pekat seperti susu. Sehingga mungkin dari warnanya tersebut kenapa kelereng satu ini dinamakan kelereng susu. Kalau dilihat dari bentuk sih, kelereng ini hampir tak ada bedanya. Hanya warnanya saja yang memang tak sama.
3. Kelereng Kristal/Mutiara
Jika kelereng itu ada kasta atau tingkatannya, maka yang tertinggi adalah kelereng kristal atau mutiara ini. Dilihat dari tampilannya, kelereng jenis ini memang sangat wah dan menyilaukan mata. Nah, meskipun mengambil nama kristal atau mutiara, namun tak semua kelereng jenis ini berwarna putih bening. Ada berbagai warna lain yang juga tak kalah cantik. Misalnya, merah, biru, dan hijau.
4. Kelereng Mata Kucing/Mata Dewa
Kalau dilihat sekilas, kelereng jenis ini tak jauh beda dari kelereng biasa. Namun ketika kamu memandangnya lebih lekat, maka perbedaannya pasti jelas. Yup, kelereng ini biasanya hanya memiliki satu corak warna saja pada garis lengkungnya. Umumnya berwarna merah, hijau, biru atau kadang-kadang coklat.
5. Kelereng Berlian
Walaupun namanya berlian, tapi penampilan kelereng ini tak jauh beda dari kelereng rakyat atau mata kucing. Bedanya hanya coraknya saja lebih menyebar letaknya, tak hanya di dalam. Kelereng berlian ini biasanya hanya terdiri satu corak warna saja.
6. Kelereng Besar/Kecil
Ya, seperti namanya, yang membedakan kelereng ini dengan jenis lainnya hanya ukuran saja. Umumnya, kelereng ini adalah versi lebih besar atau kecil dari jenis biasa atau yang bercorak lengkung banyak. Mengingat ukurannya yang tak standar, kelereng jenis ini jarang sekali dimainkan. Jika pun harus, nilainya kadang menyesuaikan. Untuk kelereng besar bisa dianggap dua kali sedangkan yang kecil sebaliknya.
Nostalgia sekali ya mengenal deretan kelereng di atas. Jika sekarang bocah hebat adalah mereka yang punya mesin konsol di rumah atau gadget canggih. Kalau dulu siapa yang memiliki kelereng terbanyak adalah yang paling hebat di antara semua anak. Bahkan sampai ada tuh yang dijual-jual dengan harga yang lebih murah dari toko. Kalau kelerengnya sudah habis, maka sang juara ini akan kembali bermain untuk mengumpulkan pundi-pundi kelerengnya. Kamu pernah melakukan hal semacam ini? Hmm, masa kecilmu luar biasa bahagia.
sumber:
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.