Thursday, July 11, 2019

Rahasia Alam Semesta

Rahasia Alam Semesta: Apakah Jagat Raya Berputar Seperti Bumi?


Image result for alam semesta
Ada 20 bintang hipercepat yang melaju dengan kecepatan ekstrem menyerang Bima Sakti. Tujuh di antaranya (ditandai dengan warna merah) bergerak dengan sangat cepat sehingga bisa keluar dari gravitasi Bima Sakti. Sisanya, 13 bintang (ditandai warna kuning) justru menuju Bima Sakti. Ahli menduga mereka berasal dari galaksi tetangga, Awal Magellan Besar. 




Bukan rahasia lagi bahwa bumi berputar menurut porosnya atau berotasi. Akibatnya, kita mudah melihat bintang, bulan, planet, atau bahkan galaksi seolah ikut bergerak atau berputar. Selain itu, bulan, matahari, dan planet juga melakukan putaran serupa. Namun, yang jadi pertanyaan apakah alam semesta juga berputar? Misteri putaran alam semesta ini telah lama jadi teka-teki bagi para ahli kosmologi. 

Image result for alam semesta

Hal ini diungkapkan oleh astrofisikawan Badan Antariksa AS (NASA), Tess Jaffe. "Ini pertanyan yang sangat abstrak, seperti sebagian besar kosmologi, tetapi kami yang mempelajari kosmologi berpikir bahwa ini adalah cara untuk mempelajari fisika dasar," kata Jaffe dikutip dari Live Science, Minggu (07/07/2019). 

"Ada hal-hal tertentu yang tidak dapat kami uji di laboratorium di Bumi, jadi kami menggunakan alam semesta dan geometrinya, yang bisa memberi tahu kami tentang fisika dasar," sambungnya. Ketika memikirkan semesta, para ilmuwan mengasumsikan bahwa bahwa jagat raya tidak berputar dan isotropik (terlihat sama di semua arah). 

Related image

Asumsi ini konsisten dengan persamaan Einstein. Berdasar pemikiran tersebut, para ilmuwan membangun standar model kosmologis yang menggambarkan alam semesta. Untuk melihat apakah asumsi ini tepat, para ilmuwan mengumpulkan pengamatan untuk menguji model tersebut. Secara khusus, mereka mengumpulkan data menggunakan cahaya dari latar belakang gelobang mikro kosmik (CMB). Sebagai informasi, CMB adalah cahaya tertua yang dapat kita amati dengan jarak 380 ribu tahun setelah Big Bang. Para peneliti menemukan, cahaya CMB itu tidak menunjukkan bukti bahwa semesta berputar. 

Related image

Studi dari ahli astrofisika Imperial College London pada 2016 menyimpulkan, kemungkinan alam semesta adalah isotropik sekitar 120.000 banding 1. Artinya, jagat raya terlihat sama, tidak peduli dari arah manapun Anda melihat. Penelitian lain juga menemukan kemungkinan 95 persen alam semesta adalah homogen atau sama di mana-mana dalam skala besar. Berbagai studi itu menunjukkan bahwa alam semesta kita bersifat seragam dan tidak berputar. Hasil ini cukup melegakan bagi para kosmolog yang percaya mengenai asumsi awal mereka.

Related image

Ketika melihat ke langit, kita sering menemui awan berwarna putih bak kapas. 

Warna ini bukan hal yang istimewa. Namun, pernahkah terpikir dalam benak Anda, bagaimana awan yang mengandung air transparan justru terlihat putih bak kapas? Warna tersebut memang tidak terjadi begitu saja. 

Image result for awan

Putih pada awan di siang hari berasal dari warna asli cahaya matahari. Ketika melewati awan, cahaya matahari akan berinteraski dengan uap air. Sinar matahari menjadi tersebar oleh tetesan air yang jauh lebih besar. Artinya, kumpulan uap air itu menyimpan semua warna. Ketika semua warna disatukan, itu berarti akan membuatnya tetap putih seperti cahaya matahari yang asli. 

Terkadang berwarna abu-abu Saat mendung, awan berubah menjadi berwarna abu-abu. Ini sebenarnya masalah perspektif saja. Warna awan dihasilkan oleh cahaya matahari yang berinteraksi dengan uap air. Ketika berinteraksi itu, cahaya kemudian dipantulkan kembali ke atas atau sisi awan. Hal itu membuat bagian atas atau sisi awan biasanya berwarna lebih putih. 

Related image

Namun pada kasus mendung, awan menyimpan lebih banyak uap air yang akan diturunkan menjadi hujan. Ini menyebabkan lebih banyak cahaya yang tersebar. Dengan begitu, akan lebih sedikit cahaya matahari yang mencapai awan bagian bawah. Akibatnya, kita cenderung melihat warna awan menjadi abu-abu. Padahal, jika dilihat di bagian atas awan tetap berwarna putih. Ini bisa kita buktikan saat menaiki pesawat yang melintas di atas awan.

sumber: https://sains.kompas.com/read/2019/07/10/173500323/rahasia-alam-semesta--apakah-jagat-raya-berputar-seperti-bumi-

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.