Tuesday, November 26, 2019

#kisah #Kewafatan #Rasulullah


Kisah Nabi Muhammad SAW setelah wafat menimbulkan duka mendalam bagi para sahabat. Duka itu menyelimuti umat Islam di Madinah pada Senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah atau 8 Juni 632 Masehi, kurang lebih 1.387 tahun yang lalu.
Rasulullah SAW, sang penghulu Nabi dan Rasul itu mangkat di pangkuan istrinya, Aisyah RA. Kisah Nabi Muhammad saat wafat menimbulkan kesedihan mendalam bagi Umar bin Khattab, juga Abu Bakar Ash Shidiq.

Umar yang awalnya menentang datangnya Islam tapi kemudian berbalik beriman kepada Allah SWT dan rasul-NYA itu, mulanya tak bisa menerima kabar wafatnya Nabi Muhammad SAW. "Engkau Dusta," kata Umar kepada orang-orang yang menangis atas wafatnya Rasulullah. Bahkan dia nyaris mengacungkan pedang, mengancam akan membunuh siapa pun yang menyebut Rasulullah telah wafat.

"Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahwa Rasulullah SAW telah wafat. Tetapi demi Allah, sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya selama 40 hari, kemudian kembali lagi ke tengah mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah pasti akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa dia telah meninggal, tangan, dan kakinya harus dipotong!" kata Umar."Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak akan meninggal sampai dihabiskannya orang-orang munafik oleh Allah SWT," kata Umar berikutnya.
Abu Bakar Ash Shiddiq, pemimpin yang lemah lembut itu datang menenangkan Umar bin Khattab. "Sabar, sabarlah Umar! Dengarkan! " kata Abu Bakar. Namun Umar, yang setelah menjadi Khalifah bergelar sang Amirul Mukminin itu tak mau diam.
Abu Bakar kemudian memberikan isyarat kepada semua orang yang ada di sekitar rumah Rasulullah bahwa dia akan bicara. "Saudara-saudara sekalian, barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa menyembah Allah, maka Allah selalu hidup dan tak akan pernah mati," kata Abu Bakar.

Khalifah pertama setelah Rasulullah mangkat itu kemudian membaca Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 144 yang artinya:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."
Mendengar Abu Bakar membacakan ayat tersebut, Umar bin Khattab lemas. Kedua kakinya tak mampu menyangga tubuh, dan Umar pun jatuh ke tanah. "Demi Allah! Seakan-akan aku tidak tahu ayat itu, sampai kudengar Abu Bakar membacanya. Aku lemas dan jatuh ke tanah. Kedua kakiku tidak kuat menyangga tubuhku. Aku baru sadar kalau Rasulullah SAW telah meninggal," kata Umar, seperti diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam bab Maradhun Nabi Muhammad wa Wafatuh dari hadits Ibnu 'Abbas.

Kisah Nabi Muhammad saat wafat juga menimbulkan kesedihan mendalam bagi Bilal bin Rabbah sang muadzin pertama. Bahkan dia memutuskan berhenti menjadi muadzin Rasul. Dia tak kuasa menahan kesedihan ditinggal Rasulullah SAW.
Setiap kali mengumandangkan adzan, sampai pada lafal, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, tangisnya pecah dan hatinya bergetar. Tak sanggup menahan kesedihan, Bilal memutuskan meninggalkan Madinah.
Kisah Nabi Muhammad saat wafatnya dirasakan bagai petir menyambar oleh para sahabat. Abu Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah menuliskan, saat Rasulullah wafat adalah hari yang sangat gelap, menyedihkan, dan bencana bagi kaum muslimin. Anas dan Abu Sa'id al-Khudri mengatakan, "Pada hari Rasulullah SAW datang ke Madinah, bersinarlah segala sesuatu. Ketika Beliau wafat, semuanya menjadi gelap."

(erd/nwy)

#GarisNasab #Rasulullah


Kisah Nabi Muhammad SAW terkait nasabnya banyak ditulis dalam Sirah Nabawiyah. Sejumlah penulis Sirah Nabawiyah menuliskan bahwa Muhammad SAW yang disebut khairul khalq atau makhluk terbaik dan sayyidul anbiyâ' wal mursalîn (pemimpin para nabi dan rasul) memiliki nasab alias garis keturunan yang suci.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dengan Aminah binti Wahab. Informasi mengenai kisah Nabi Muhammad SAW terkait silsilah garis keturunan diriwayatkan dalam hadits Muslim dan At-Tirmidzi yang mengutip pernyataan Watsilah bin Asyqo.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail dan Allah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah. Allah memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan Allah memilih aku dari keluarga Bani Hasyim."
Dari garis sang ayah, Abdullah, Nabi Muhammad adalah cicit dari Hasyim, cikal-bakal lahirnya Bani Hasyim. Bani Hasyim adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Kakbah. Hasyim adalah ayah dari Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW. Cikal-bakal Bani Hasyim adalah Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay.

Bani Hasyim adalah bagian dari Suku Quraisy yang merupakan anak keturunan Fihr bin Malik bin Al Nadhr bin Kinanah. Kinanah sendiri adalah cikal bakal munculnya Bani Kinanah. Sehingga Quraisy oleh sejumlah sejarahwan disebut sebagai pecahan dari Bani Kinanah. Kinanah sendiri merupakan keturunan dari Adnan. Lengkapnya Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.
Di zaman Rasulullah SAW, masyarakat Arab hanya mengetahui garis leluhurnya hingga Adnan. Meski demikian para ulama mau pun penulis Sirah Nabawiyah meyakini bahwa nasab Adnan ujungnya adalah Ismail bin Ibrahim AS. "Nasab Adnan berakhir pada Sayyidina Isma'il bin Ibrahim Alaihima as-salam," tulis Abdul Hasan 'Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah.
Imam Ibnu Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah juga menuliskan kisah Nabi Muhammad SAW. Disebutkan bahwa garis keturunan Adnan adalah anak dari Udda. Lengkapnya Adnan bin Udda-dilafalkan juga Udada bin Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya'ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Ismail bin Ibrahim.

Sehingga Nasab Rasulullah sampai kepada Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim adalah 
Muhammad SAW bin Abdullah 
bin Abdu Muthalib bin Hasyim 
bin Abdu Manaf bin Qushay 
bin Kilab bin Murrah 
bin Ka'ab bin Lu'ay 
bin Ghalib bin Fihr 
bin Malik bin Al Nadhr 
bin Kinanah bin Khuzayma 
bin Mudrikah bin Ilyas 
bin Mudhar bin Nizar 
bin Ma'ad bin Adnan 
bin Add bin Humaisi' 
bin Salaman bin Aws 
bin Buz bin Qamwal 
bin Obai bin 'Awwam
bin Nashid bin Haza 
bin Bildas bin Yadlaf 
bin Tabikh bin Jahim 
bin Nahish bin Makhi 
bin Ayd bin 'Abqar 
bin 'Ubayd bin Ad-Da'a 
bin Hamdan bin Sanbir 
bin Yathrabi bin Yahzin 
bin Yalhan bin Arami 
bin Ayd bin Deshan 
bin Aisar bin Afnad 
bin Aiham bin Muksar 
bin Nahith bin Zarih 
bin Sami bin Wazzi 
bin 'Awda bin Aram 
bin Qaidar bin Nabi Ismail AS 
bin Nabi Ibrahim AS.
Bagaimana dengan nasab dari garis sang Ibu, Aminah?
Abdul Hasan 'Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah menuliskan bahwa Siti Aminah, Ibunda Rasulullah Shallallahu ' Alaihi wa Sallam adalah wanita yang paling mulia dalam hal keturunan dan kedudukan di kalangan suku Quraisy. Dikutip dari nu.or.id, dari pihak sang ibu, Sayyidah Aminah, nasab Rasulullah adalah Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Ibunya Sayyidah Aminah adalah Barrah binti Abdul 'Uzza bin Utsman bin Abdul Dar bin Qushayy bin Kilab.
Nasab sayydidah Aminah dan Sayyid Abdullah bertemu di nama Kilab. Sehingga kisah Nabi Muhammad SAW terkait leluhur baik dari garis ibu maupun ayah, nasab Nabi Muhammad SAW bermuara pada satu sumber yaitu Nabi Ismail 'alaihis salam bin Nabi Ibrahim 'alaihis salam.

Saturday, November 16, 2019

#rahasiaalamsemesta

Rahasia Alam Semesta, Ada Berapa Banyak Air di Bumi? 

Kompas.com - 15/11/2019, 19:04 WIB  Penulis Amalia Zhahrina | Editor Shierine Wangsa Wibawa 

KOMPAS.COM - Air merupakan unsur terbesar yang menutupi permukaan bumi. 
Namun, tahukah Anda berapa banyak air di bumi ini? Sebagai salah satu sumber kehidupan, 
jumlah air di bumi diperkirakan mencapai 326 juta mil kubik (1,332 miliar kilometer kubik). 
Jumlah itu, menurut ahli, tergolong kecil. "Tidak ada banyak air di bumi sama sekali" kata David Gallo, seorang ahli kelautan di Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Massachusetts. 

Lautan menciptakan lapisan air yang membentang 15.000 mil (24.000 kilometer) di seluruh planet dengan kedalaman rata-rata lebih dari 2 mil (3,2 km). Jika Anda menuangkan semua air dia dunia ke Amerika Serikat dan bisa menahannya, Anda akan membuat sebuah danau sedalam 90 mil (145 km). Gallo menjelaskan, penampilan bumi seperti menyimpan banyak air, tetapi penampilan itu bisa menipu. Ia mengumpamakan, jika bumi adalah sebuah apel, lapisan airnya lebih sedikit dari kulit buah


Buruknya lagi, seperti dilansir dari Live Science, 09 September 2010, hasil Survei Geologi AS (USGS) menemukan bahwa meski sekitar 72 persen permukaan Bumi tertutup air, 97 persennya adalah air laut asin yang tidak layak diminum. "Agar umat manusia dapat berkembang, atau bahkan ada, kita perlu menaburkan sedikit air tawar di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat," sambung Gallo. Cara air tawar menyebar di Bumi • 70 persen air tawar terkunci di dalam es • Kurang dari 1 persen air tawar dunia mudah diakses manusia • 6 negara (Brasil, Rusia, Kanada, Indonesia, Cina dan Kolombia) menguasai 50 persen cadangan air tawar dunia • 

Sepertiga populasi dunia tinggal di negara-negara yang “kekurangan air”, yang didefinisikan sebagai rasio konsumsi air terhadap ketersediaan air suatu negara. Negara-negara yang diberi label kelangkaan air sedang hingga tinggi mengonsumsi 20 persen lebih banyak air daripada pasokan yang tersedia. • Menurut USGS, ada lebih banyak air tawar yang disimpan di tanah daripada yang ada dalam bentuk cair di permukaan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rahasia Alam Semesta, Ada Berapa Banyak Air di Bumi?",


 https://sains.kompas.com/read/2019/11/15/190400523/rahasia-alam-semesta-ada-berapa-banyak-air-di-bumi-?page=all#page2.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Shierine Wangsa Wibawa

#Galaxy #BIMASAKTI

Muncul dari Lubang Hitam, Bintang Ini Melaju Cepat di Galaksi Bima Sakti

Pernita Hestin Untari, Jurnalis · Sabtu 16 November 2019 08:00 WIBhttps: img-z.okeinfo.net content 2019 11 15 56 2130366 muncul-dari-lubang-hitam-bintang-ini-melaju-cepat-di-galaksi-bima-sakti-lD7GwJgLpR.jpg

JAKARTA- Sebuah bintang telah terlihat melaju kencang di luar angkasa. 
Bintang tersebut tampak berasal dari lubang hitam.
"Bintang itu terlempar keluar dari lubang hitam di pusat galaksi kita, yang dikenal sebagai Sagitarius A. Ini berjalan sangat cepat sehingga pada akhirnya akan dibuang keluar dari galaksi dan tidak pernah kembali," kata para ilmuwan, seperti dilansir dari laman Independent, Sabtu (1611/2019).
Para ilmuwan pun menggambarkan benda langit tersebut sebagai pengunjung dari negeri asing yang datang ke tengah galaksi Bima Sakti.
Para peneliti Universitas Carnegie Mellon mengungkapkan bahwa bintang terlihat di rasi bintang Grus atau bangau. Para peneliti juga melihat bahwa bintang itu bergerak 10 kali lebih cepat daripada kebanyakan bintang di galaksi Bima Sakti.
 Muncul dari Lubang Hitam, Bintang Ini Melaju Cepat di Galaksi Bima Sakti
"Kecepatan bintang yang ditemukan begitu tinggi sehingga mau tidak mau akan meninggalkan galaksi dan tidak pernah kembali," kata Douglas Boubert dari Universitas Oxford yang juga turut andil dalam penelitian.
Untuk diketahui, bintang berkecepatan tinggi semacam ini baru ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu. Hal tersebut tetap menjadi hal yang misterius bagi para ilmuwan. Para astronom juga tidak pernah melihat salah satu bintang misterius begitu cepat dan dekat sebelumnya.

Monday, November 4, 2019

Beware ! 5 Kalimat Ini Bisa Runtuhkan Dunia Anak-anak

Penulis Rosiana Haryanti | Editor Resa Eka Ayu Sartika

ilustrasi anak

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, apa yang dilakukan di sekitar anak-anak akan meninggalkan dampak bagi mereka. Tak hanya perlakuan, menurut Amy Morin, seorang psikoterapis dan instruktur di Northeastern University seperti dilansir dari laman CNBC, ungkapan atau kata-kata yang biasanya dilontarkan oleh orangtua juga dapat memengaruhi pandangan anak akan dunia serta keyakinan mereka. Untuk itu, penulis buku 13 Things Mentally Strong People Don’t Do dan 3 Things Mentally Strong Women Don’t Do ini membagikan lima ungkapan yang sebaiknya tidak dikatakan oleh orangtua kepada anak-anak: 

1. "Kita tidak pernah mampu melakukan itu" 

Beberapa orang terkadang mengatakan hal tersebut kepada anak ketika mereka meminta sesuatu. Namun, alih-alih mengatakan bahwa Anda tidak mampu, alangkah lebih baik jika mengatakan bahwa Anda berusaha untuk mendapatkannya. 

Beberapa pasangan orangtua juga sering mengungkapkan kalimat tersebut ketika mereka memiliki masalah finansial. Jika hal ini terjadi, sebaiknya tunjukkan kepada anak-anak jika Anda memiliki kendali khususnya atas keuangan. Contohnya jika anak ingin pergi ke taman hiburan. Jika Anda tidak mampu maka beri pengertian jika saat ini Anda tidak bisa mewujudkan keinginannya. Namun jangan lupa untuk mengatakan jika Anda berusaha agar mereka bisa ke sana entah bulan depan atau tahun depan. 

Setelah itu, pertimbangkan cara untuk mewujudkan hal tersebut, seperti menabung bersama. Anda bisa menyiapkan wadah atau toples agar anak dapat menabung untuk mewujudkan keinginannya. 

2. "Kamu membuatku sangat marah" 

Sebagai orangtua penting untuk tetap tenang dan menahan keinginan untuk menyalahkan anak-anak. Alih-alih marah untuk hal yang dilakukan anak, Anda bisa merespons dengan cara yang berbeda. Anda bisa mengatakan, jika tidak suka anak melakukan hal tersebut. Setelah mengutarakan isi pikiran, Anda dapat menjelaskan alasannya. Penjelasan ini penting agar anak-anak memahami bagaimana perilaku mereka dapat memengaruhi orang lain. 

Hal tersebut dapat mendorong mereka agar lebih menyadari dan belajar memahami perasaan orang lain dan bukan hanya perasaan mereka sendiri. Selain itu, dengan tetap tenang, Anda mengajarkan kepada anak agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan perasaan mereka sendiri dan mengelola emosinya. Bukan hanya itu saja, Anda juga mengajari mereka untuk tidak mudah menyalahkan orang lain atas perasaan mereka. Tentu hal ini memang sangat mudah untuk dikatakan. 

Jika kelepasan dan marah kepada anak-anak, Anda bisa langsung meminta maaf kepada mereka. Baca juga: Laris di Media Sosial, Bagaimana Kalimat Motivasi Pengaruhi Manusia? 

3. "Saya benci pekerjaan saya" 

Terkadang banyak orang yang menumpahkan kekesalannya akan masalah pekerjaan di rumah. Hal ini mungkin biasa saja dilakukan, namun perlu diingat anak-anak dapat merasakan apa yang Anda rasakan. Bahkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa sikap orangtua tentang kehidupan memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan anak-anak, terutama menyangkut prestasi akademik mereka. 

Lebih jauh, mengeluhkan pekerjaan Anda di sekitar anak-anak bisa membuat mereka mengira jika bekerja memang tidak menyenangkan. Akibatnya, mereka mungkin akan tumbuh dengan kepercayaan tentang hal itu, 

4. "Saya harus pergi kerja" 

Ada beberapa orangtua yang mengatakan kepada anak bahwa mereka harus pergi bekerja atau ke suatu tempat karena tidak mau repot menjelaskan tujuan sebenarnya. Jika setiap akan pergi ke suatu tempat Anda melakukan hal ini, maka dapat menyiratkan kepada anak jika Anda terpaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan. 

Untuk itu, jika ingin bepergian atau melakukan aktivitas tertentu, perlihatkan kepada mereka jika Anda bisa mengatur waktu sendiri. Anak-anak akan tumbuh dan memahami bahwa hidup adalah tentang pilihan yang mereka buat. 

5. "Semuanya akan baik-baik saja" 

Tentu saja kalimat positif ini bisa Anda katakan dalam situasi tertentu. Namun jika anak Anda gagal dalam sesuatu, misalnya tidak bisa memenangkan lomba atau tidak terpilih dalam tim olahraga, maka yakinkan mereka untuk menerima hal itu. Anda bisa mengajari mereka untuk menerima semua hal, bahwa mereka cukup kuat untuk menerima dan menjalani kegagalan itu. 

Jika anak Anda belum bisa menerimanya, hibur mereka dan tegaskan jika masih ada peluang lain di masa depan. Setelah itu, dorong mereka untuk terus berlatih dan mencoba lagi ketika mereka merasa siap. Dengan melatih dan membimbing anak-anak melalui masa sulit, mereka akan lebih siap untuk menangani hal-hal buuk dan kegagalan di masa depan.

Penulis : Rosiana Haryanti
Editor : Resa Eka Ayu Sartika