Monday, November 4, 2019

Beware ! 5 Kalimat Ini Bisa Runtuhkan Dunia Anak-anak

Penulis Rosiana Haryanti | Editor Resa Eka Ayu Sartika

ilustrasi anak

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, apa yang dilakukan di sekitar anak-anak akan meninggalkan dampak bagi mereka. Tak hanya perlakuan, menurut Amy Morin, seorang psikoterapis dan instruktur di Northeastern University seperti dilansir dari laman CNBC, ungkapan atau kata-kata yang biasanya dilontarkan oleh orangtua juga dapat memengaruhi pandangan anak akan dunia serta keyakinan mereka. Untuk itu, penulis buku 13 Things Mentally Strong People Don’t Do dan 3 Things Mentally Strong Women Don’t Do ini membagikan lima ungkapan yang sebaiknya tidak dikatakan oleh orangtua kepada anak-anak: 

1. "Kita tidak pernah mampu melakukan itu" 

Beberapa orang terkadang mengatakan hal tersebut kepada anak ketika mereka meminta sesuatu. Namun, alih-alih mengatakan bahwa Anda tidak mampu, alangkah lebih baik jika mengatakan bahwa Anda berusaha untuk mendapatkannya. 

Beberapa pasangan orangtua juga sering mengungkapkan kalimat tersebut ketika mereka memiliki masalah finansial. Jika hal ini terjadi, sebaiknya tunjukkan kepada anak-anak jika Anda memiliki kendali khususnya atas keuangan. Contohnya jika anak ingin pergi ke taman hiburan. Jika Anda tidak mampu maka beri pengertian jika saat ini Anda tidak bisa mewujudkan keinginannya. Namun jangan lupa untuk mengatakan jika Anda berusaha agar mereka bisa ke sana entah bulan depan atau tahun depan. 

Setelah itu, pertimbangkan cara untuk mewujudkan hal tersebut, seperti menabung bersama. Anda bisa menyiapkan wadah atau toples agar anak dapat menabung untuk mewujudkan keinginannya. 

2. "Kamu membuatku sangat marah" 

Sebagai orangtua penting untuk tetap tenang dan menahan keinginan untuk menyalahkan anak-anak. Alih-alih marah untuk hal yang dilakukan anak, Anda bisa merespons dengan cara yang berbeda. Anda bisa mengatakan, jika tidak suka anak melakukan hal tersebut. Setelah mengutarakan isi pikiran, Anda dapat menjelaskan alasannya. Penjelasan ini penting agar anak-anak memahami bagaimana perilaku mereka dapat memengaruhi orang lain. 

Hal tersebut dapat mendorong mereka agar lebih menyadari dan belajar memahami perasaan orang lain dan bukan hanya perasaan mereka sendiri. Selain itu, dengan tetap tenang, Anda mengajarkan kepada anak agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan perasaan mereka sendiri dan mengelola emosinya. Bukan hanya itu saja, Anda juga mengajari mereka untuk tidak mudah menyalahkan orang lain atas perasaan mereka. Tentu hal ini memang sangat mudah untuk dikatakan. 

Jika kelepasan dan marah kepada anak-anak, Anda bisa langsung meminta maaf kepada mereka. Baca juga: Laris di Media Sosial, Bagaimana Kalimat Motivasi Pengaruhi Manusia? 

3. "Saya benci pekerjaan saya" 

Terkadang banyak orang yang menumpahkan kekesalannya akan masalah pekerjaan di rumah. Hal ini mungkin biasa saja dilakukan, namun perlu diingat anak-anak dapat merasakan apa yang Anda rasakan. Bahkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa sikap orangtua tentang kehidupan memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan anak-anak, terutama menyangkut prestasi akademik mereka. 

Lebih jauh, mengeluhkan pekerjaan Anda di sekitar anak-anak bisa membuat mereka mengira jika bekerja memang tidak menyenangkan. Akibatnya, mereka mungkin akan tumbuh dengan kepercayaan tentang hal itu, 

4. "Saya harus pergi kerja" 

Ada beberapa orangtua yang mengatakan kepada anak bahwa mereka harus pergi bekerja atau ke suatu tempat karena tidak mau repot menjelaskan tujuan sebenarnya. Jika setiap akan pergi ke suatu tempat Anda melakukan hal ini, maka dapat menyiratkan kepada anak jika Anda terpaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan. 

Untuk itu, jika ingin bepergian atau melakukan aktivitas tertentu, perlihatkan kepada mereka jika Anda bisa mengatur waktu sendiri. Anak-anak akan tumbuh dan memahami bahwa hidup adalah tentang pilihan yang mereka buat. 

5. "Semuanya akan baik-baik saja" 

Tentu saja kalimat positif ini bisa Anda katakan dalam situasi tertentu. Namun jika anak Anda gagal dalam sesuatu, misalnya tidak bisa memenangkan lomba atau tidak terpilih dalam tim olahraga, maka yakinkan mereka untuk menerima hal itu. Anda bisa mengajari mereka untuk menerima semua hal, bahwa mereka cukup kuat untuk menerima dan menjalani kegagalan itu. 

Jika anak Anda belum bisa menerimanya, hibur mereka dan tegaskan jika masih ada peluang lain di masa depan. Setelah itu, dorong mereka untuk terus berlatih dan mencoba lagi ketika mereka merasa siap. Dengan melatih dan membimbing anak-anak melalui masa sulit, mereka akan lebih siap untuk menangani hal-hal buuk dan kegagalan di masa depan.

Penulis : Rosiana Haryanti
Editor : Resa Eka Ayu Sartika

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.